Dari Muba Untuk Muba

Blog ini bisa menjadi jendela bagi Kita, Jendela seputar kiprah, kegiatan, ide pikiran , gagasan saya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin daerah Kabupaten Muba. Saya Ingin Masyarakat lebih tahu sejauh mana saya menjalankan amanah ini, dalam penyajiannya Blog ini harus menyajikan info WAJAH YANG TANPA TOPENG. Semoga dapat memberi manfaat. - Salam !

Rabu, 03 September 2014

Harga Karet Jangan Dipermainkan


SEKAYU – Wakil Bupati Muba, Beni Hernedi mengimbau kepada pihak tengkulak dan pabrik pegolahan untuk tidak mempermainkan harga karet yang dijual oleh para petani. Hal ini menyusul masih rendahnya harga karet dipasaran.
“Jangan ada kesempatan dalam kesempitan soal harga karet ini. Jadi jangan ada permainan harga sehingga merugikan para petani karet,” ujar Beni saat dibincangi sela-sela kunjungannya ke PT Kirana Musi Persada yang bergerak dalam bidang pengolahan karet menjadi SIR (Standar Indonesian Rubber), Sekayu, (2/9).
Menurut Beni, anjloknya harga karet saat ini terjadi di seluruh Indonesia, dimana kisaran harga mencapai Rp5.500 hingga Rp6.000 untuk setiap kilogramnya. Kondisi ini menyebabkan para petani karet mengalami kerugian yang cukup besar. “Jadi perlu di pikirkan bersama persoalan-persoalan dan pemerintah kedepan memikirkan untuk mengintervensi dan mensubsidi agar petani karet dapat menghasilkan karet yang baik sehingga dapat menjual hasil karetnya dengan harga tinggi,” beber dia.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah Daerah (Pemda) akan memberikan sosialisasi kepada para petani untuk beralih melakukan penanaman karet dengan bibit unggul, sehingga hasil yang dicapai dapat memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Lantaran selama ini kualitas bokar (karet rakyat) dinilai sangat rendah dan kotor. “Kami (Pemda Muba) juga memberikan sosialisasi agar petani beralih ke karet dengan bibit unggul, kita juga memberikan penyuluhan agar petani melakukan pengolahan karet dengan menggunakan cara modern dan meninggalkan cara lama yakni menggunakan cuka parah,” terang dia.
Disamping itu pula, kata Beni, kelompok tani juga akan diarahkan untuk bermitra dengan pihak perusahaan, agar hasil produksi dapat langsung diserap pabrik tanpa harus melalui perantara atau pihak ketiga lagi, dengan catatan kualitas karet memenuhi standar pabrik. “Jika bermitra, petani juga akan mendapatkan keuntungan, dimana CSR perusahaan dapat disalurkan ke kelompok tani, dengan begitu biaya para petani dapat berkurang,” jelas dia. Seraya menambahkan, saat ini tidak cukup lagi hanya dengan kata-kata prihatin terhadap harga karet yang jatuh, semua pihak yang terlibat harus secara langsung mengatasi persoalan tersebut.
Sementara itu, Direktur PT Kirana Musi Persada Edi Sumarno mengatakan akan selalu memberikan sosialisasi agar petani beralih ke karet unggul yang dari bibit unggul, di Muba banyak menggunakan bibit yng kurang baik, jadi dari segi hasilnya tidak memenuhi sehingga kedepan kami memberikan penyuluhan untuk supaya petani ini, tidak lagi dengan cara lama, ke petani yang modern, memberi tahu, dari cara, menanam sampai memanen.
Sehingga diarahkan kelompok tani untuk menjadi mitra Perusahaan, agar harga yang didapat petani standar pabrik, Harga standar Pabrik Rp. 8000.
Disamping itu, dia juga mendapatkan keuntungan dari dana CSR untuk kelompok petani, jadi itu untuk mengurangi beban mereka, kalau memang sudah menjadi mitra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar